KAMPUS PENCERAHAN – Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Muhamamdiyah Gorontalo (UM-Go) gelar lomba Bahasa dan Sastra tingkat SMA, MA dan SMK se provinsi Gorontalo, di Gedung David Bobihue Akib. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua (2) hari, yakni 22 hingga 24 Oktober (hari ini).
Seperti diketahui, pemerintah telah mencanangkan bulan Oktober sebagai bulan Bahasa dan Sastra. Hal ini dilakukan untuk memperingati peristiwa Sumpah Pemuda yang terjadi di bulan ini. Dimana saat itu para pemuda Indonesia mengikrarkan tiga (3) sumpah, yaitu bangsa satu, tanah air satu dan bahasa satu (Bahasa Indonesia).
“Kalau tidak ada bahasa Indonesia, tidak bisa kita bayangkan seperti apa komunikasi kita nantinya. Sebab setiap provinsi memiliki bahasa daerah masing-masing. Alhamdulillah, bangsa Indonesia memproklamirkan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu,” ungkap Rektor UM-Go, Dr. dr. Muhammad Isman Jusuf, saat memberikan sambutan.
Dalam sambutannya, rektor juga menarasikan sedikit sejarah mengenai bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia atau Melayu, kata rektor, adalah bahasa yang minoritas di bumi Nusantara. Sebab hanya sebagian kecil dari bangsa ini yang menguasai bahasa Indonesia atau Melayu, seperti Sumatera dan sebagian mereka yang berada di wilayah Malaysia dan Brunei Darussalam. Selebihnya, masyarakat banyak menggunakan bahasa Jawa.
“60 persen masyarakat yang hidup di bumi Nusantara ini adalah orang Jawa. Seharusnya bahasa Jawalah yang menjadi pemersatu. Namun itulah yang disebut toleransi. Hal inilah yang perlu kita tumbuh kembangkan, dimana mereka yang mayoritas selalu menghargai minoritas, begitupun sebaliknya,” terang rektor.
Sementara itu, Dekan FIB dalam laporan kegiatannya menyampaikan, bahwa kegiatan ini sudah dicanangkan menjadi kegiatan tahunan FIB. “Jadi disini tujuan utamanya adalah untuk menggiatkan kembali bahasa dan sastra. Sehingga melalui bahasa kita akan membuka seluruh ilmu pengetahuan yang ada, termasuk bahasa daerah,” pungkasnya.